Saturday, March 9, 2013

ironi pendidkan kampus kita tercinta


IRONI PENDIDIKAN KAMPUS KITA TERCINTA
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada (UUD 17 Agustus 45).
Alinea empat UUD 1945 memaparkan tujuan dari pada terbentuknya negara indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesian, dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum , mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia  yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Maka patut kita renungkan kembali sebagai mahasiswa,  apa yang menjadi tujuan dari pada negara ini?

Kita sebagai mahasiswa merupakan kaum elit muda yang menghabiskan masa mudanya untuk belajar di pendidikan pormal, yang tidak bisa semua orang rasakan karena berbagai faktor,  malalnya pendidikan  dsb. maka dengan itu kita mempuyai tugas untuk ikut serta dalam mencapai tujuan dalam UUD dasar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberadaan kampus adalah salah satu cara pencapaian tujuan dari mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari bangunan inilah tokoh-tokoh revolusiner bermunculan, Sokarno, Hata, Sharil, Tan Malaka dan masih bayak lagi tokoh-tokoh yang dihasilkan dari semangan emansipatoris pendidikan untuk  mencerdaskan dan membangun jiwa kritis.
Kampus idealnya mencetak kader-kader yang kritis yang kreatip dan imajinatip, membangun imajinasi tinggi bukan tertkukung dengan pencapaian nilai dan sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan.
1.      Proses pembelajaran kampus sekarang
Proses pembelajaran di kampus ini telah disepelekan menjadi pembiasaan kepatuhan.  Mahasiswa membeo keterampilan yang di pertontonkan oleh dosennya. mahasiswa menyalin percis ucapan atau tulisan dosennya bukan mencatat gagasan inti untuk bernalar mandiri.
Selain  itu sistem pendidikan menguntungkan bagi siswa yang penurut dan penyalin. Kampus bagaikan ladang tandus bagi mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai daya nalar dan imajinasi tinggi. Sistem ujian yang menampilkan jawaban pada pilihan a,b,c,dan d. adalah sebuah soal yang yang tidak memiliki daya rangsang untuk berimajinasi akan tetapi menuntut mahasiswa untuk menghapal dan menyalin apa yang ada dalam literatur bukan menampilkan inti gagasan dan di kembangkan menurut imajinasi, mahasiswa akan tetapi mengulang apa di ucapkan oleh dosen yang akan menjadi pilihan dari berbagai jawaban di dalam soal. Maka dengan demikian semakin tumpulah daya nalar dan daya imajinatif mahasiswa. Yang ditumpulakan dengan kurang bermutunya sistem ujian  mahasiswa, yang berupa pilihan ganda, (multipllchose)
 Lebih-lebih kampus bukan menghasilkan manusia-manusia yang kreatip dan imajinatif akan tetapi menghasilkan output robot beryawa sebagai subjek dari kapitalisme yang nantinya akan di lemparkan ke dunia industri maka tidak heran kalau Indonesia menjadi negara konsumtip.  Dan perlu kita renungkan kembali sebuah petuah Albert Einstein “Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Logika akan membawa Anda dari A ke B. Imajinasi akan membawa Anda kemana-mana. Jikalau sistem pendidikan masih seperti ini maka terimalah nasib kita sebagai genererasi-generasi robot beryawa.

0 komentar:

Post a Comment