Realita Pengamen Kecil Di Kampus Gue
Ricky
sang penyayi cilik yang sama-sama terhempas lahir ke dunia pana ini, tanpa bisa
memilih jalan hidupnya. Hari-harinya dihabiskan dengan sebuah gitar uku lelenya
yang selalu menemaninya beryayi menyusri teriknya matahari, menjalani hidup
yang tak berpihak, si Ricky kecil selalu tersenyum polos menjalani masa
kecilnya. Apakah senyum ini senang, ataukah senyum yang menutupi rasa pedih di
jiwa? anak seumuran ricky yang semestinya
menghabiskan masa kecilnya dengan bermain, beajar guna menyongsong masa depan
yang lebih cerah. Bukan mengamen untuk mencari uang Kenapa semua ini menimpa ricky apa sebenarnya yang
salah, orang tuakah? Lingkungankah? pemerintahkah? pemikirankah? atau memang
ini sebuah jalan cerita Tuhan?
Secara
psikologi anak-anak seumuran ricky sangat rentan terpengaruh hal-hal yang
dianggap memang enak oleh dirinya tanpa memperdulikan baik dan benar. Semua ini
tidak terlepas dari cara-cara ricky bersosialisasi dengan lingkungan sehingga
menghasilkan watak yang khas pada anak, cara bersosialisasi ricky kemungkinan
besar di dapat dengan cara mengadopsi imitasi (pemberian contoh) dan secara reward dan punishment (ganjaran dan hukuman). Proses ini didapat sang anak
mealui keluarga, dan lingkungan teman sebaya, mana kah yang paling kuat
mempengaruhi proses ini, lingkungan atau keluarga. Di zaman sekarang ini dengan
kemajuan teknologi yang begitu pesat, dan kondisi lingkungan tidak memberikan
epek positive. Untuk mengantisipasi hal ini, peran kelurga sangat lah penting
guna menghambat pengaruh lingungan yang tidak kondusip untuk perkembangan anak.
Lingkungan
tempat tinggal ricky yang tidak kondusip mengakibatkan Ricky terjerumus ke
dalam propesi pengamen, akibat dari ajakan teman, yang semula ricky haya
iseng-iseng mengamen namun Ricky sudah merasa enak dengan kondisi itu sehingga ricky
tetap menjadi seorang peyayi cilik di jalanan, dan lingkungan kampus. Yang
sangat susah di hentika, bahkan larangan orang tua pun tidak dihiraukan lagi.
Keadaan
sosial ekonomi dan rendahya mutu pendidikan orang tua juga berpengaruh besar
pada kondisi ricky sekarang ini. Orang tua yang kurang memperhatikan kondisi si
anak mengakibatkan si anak mencari kepuasan di luar sana, salah satu yang di
lakukan ricky adalah, mengamen yang mungkin sebagai tindakan dari rasa tidak
puas terhadap keadaan keluarga, terutama dalam factor ekonomi, dimana si anak
berkeinginan untuk membeli sesuatu, akan tetapi si orang tua tidak menuruti
permintaan sianak, akibatnya si anak memberontak kepada orangtuanya
Pemberontakan
tersebut bisa di di lakukan dalamberbagai bentuk, yang lajimnya seorang anak
lakukan dengan cara menangis atau mengurung diri didalam kamar. Tapi berbeda
dengan ricky yang melakukan peberontakan pada dirinya sendiri dengan cara mengamen.
Seharusnya orang tua memmahami kondisi si anak dan peka terhadap kondisi
psikologi si anak sehinggaapa yang mereka reaksiakan dapat di respon oleh orang
tua guna menjaga hal-ha yang bisa membahayakan si anak.
Memang benar, Langit tidak selalu cerah, akan tetapi badai pasti berlalu. Mungkin itulah perumpamaan yang tepat bagi
polemik dalam Filem penyayi cilik. Apa
yang dilakukan
ricky memang bukan hal yang meranggar
hukum, akan tetapi merupakn hal yang
memang positive dimana hasil mengamen Ricky di gunakan untuk hal-hal yang
berguna, untuk bekal Ricky ke sekolah sebagian di kasih untuk memberi jajan
adenya, bahkan dari hasil ngamenya dia sering diberikan kepada orang tuanya.
Tapi
mengapa pengamen cilik selalu mendapat nilai jelek di mata kita, bukan kah
pengamen cilik pun mempuyai hak yang sama dengan anak-anak orang borjuis yang
bisa sekolah dan menikmati masa kanak-kanaknya tanpa dibebani oleh keadaan
ekonomi? Lalu dimana peranan negara yang menjamin kesejahtaran warganya? Apakah
negara haya sebuah alat bagi sebagian orang guna mendapatkan kekuasaannya
sajah. Atau statifikasi dari premis
penguasa dan yang di kuasai. Dimana negara sebagai alatnya penguasa.
Para
penguasa negara pun teryata tidak buta pikiran mereka cekatat dan paham bahwa
sanya eksistensi negara itu tergantung pada masa depan anak-anak , sebagai
penerus cita-cita para pahlawan bangsa. Maka dari itu mereka memasukan
perlindungan anak ke dalam undang-undang, yaitu UU
RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. akan tetapi semua ini haya
petuah kosong. Dimana anak jalanan dan pengamen cilik semakin menjadi-jadi dan
tak pernah terlealisasi.
Akan
tetapi sangatlah disayangkan Ricky yang mengamen di lingkungan kampus mungkin
haya di pandang sebelah mata oleh kaum intelegensi
yang selalu menghadiskan waktu-waktunya di kampus. ketika kaum intelegensi
diam saja meliat phenomena ini bisa dipastikan Indonesian tetep terpuruk dengan
kebrokbrokan generasi mudanya.
Permasalahan-permasalahan yang
terjadi di negri kita khususnya masalah anak-anak perlu cara yang luar biasa
untuk megantisipasinya, untuk itu di butuhkan terobosan baru dan
gerakan-gerakan dari kaum intelegensi guna
mengantisipasi semua ini. Kita sebagai mahasiswa mestinya sedikit membantu
mereka memberikan peyuluhan dan mengajak kmereka kedalam ranah-ranah
pendidikan. Dan yang sangatlah penting peranan negara untuk mengurusi hal semua
ini. Negara harus lebih serius lagi menangulangi semua ini.
0 komentar:
Post a Comment