Wednesday, March 5, 2014

Punahkah Ruang Diskusi di Kampusku?

(Oleh: Rizky Isa lesmana)
Kampus yang merupakan tempat berkumpulnya para pencari ilmu, sekaligus kawah candra dimuka sebagai arena untuk mendewasakan diri, memaksimalkan potensi diri dengan ilmu pengetahuan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan kegandrungan kajian keilmuan yang lebih mendalam, atau mendiskusikan phenomena-phenomena sosial politik maupun kejadian alam,
Sejarah telah mencatat, kampus bukan sekedar merupakan arena untuk belajar dan mencari keahlian, namun sebagai tempat perjuangan yang telah menghantarkan Indonesia pada kemerdekaan, dimulai dari tahun 1908 kebangkitan nasional yang dipelopori oleh mahasiswa Kedokteran Stovia dengan sumpah pemudanya. Angkatan 45 di bawah intervensi jepang yang pada saat itu melarang keras terhadap semua bentuk aktivitas pemuda yang bercirikan politik, Praktris semua kegiatan mahasiswa dalam arena politik tidak begitu terlihat. Keadaan ini tidak membuat budaya diskusi mati, asrama-asrama mahasiswa menjadi tempat untuk melakukan diskusi, yang berujung pada peristiwa Rengasdenglok.

Friday, February 28, 2014

MENYOAL EXTENSI dan REGULER



Berbicara pendidikan di Indonesia tidak luput dari berbagai masalah, dari mulai system pendidikan, kurikulum, kekurangan tenaga pengajar, sampai pada isu komersialisasi pendidikan. Baik di tingkat Sekolah maupun di tingkat Perguruan Tinggi, Maka tidak heran jikalau pendidikan di Indonesia menghasilkan output yang kurang maksimal.
Permasalahan-permasalahan tersebut bukan dibiarkan begitu sajah oleh pemerintah, perbaikan infrastruktur dan perbaikan system pendidikan terus di tingkatkan demi mengghasilkan output yang maksimal.
Disinih penulis akan mengajak kepada para pembaca untuk lebih kritis dalam menghadapi pendidikan kala ini, seperti apa yang dicita-citakan bung Tan Malaka “tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan”. Sekiranya sudahkah pendidikan itu menghasilkan apa yang Bung Tan Malaka inginkan?

Saturday, December 14, 2013

ANOMALI PENDIDIKAN




Dalam dunia keperawatan, seorang perawat selalu diidentikan dengan istilah mother insting. Penulis menyakini bahwa istilah tersebut harus menjadi landasan filosopis yang wajib dimiliki oleh setiap perawat, mengapa demikian karena mother insting memiliki kelebihan dari insting-insting yang dimiliki oleh individu lain baik hewan maupun manusia,
Dalam hal ini memang sangat jelas perbedaanya baik secara fisiologi maupun secara  pisikis Kelebihan perempuan daripada laki-laki secara kodrati adalah terdapat pada kepekaan dan emosi,  rasa kepekaan dan kepedulian inilah yang haru dimiliki pada setiap jiwa perawat, seorang yang telah menentuan pilihan hidupnya dalam dunia keperawatan semestinya memiliki rasa kepedulian yang jauh lebih besar daripada individu yang lain, tak peduli dia perawat laki-laki ataupun perempuan.

Monday, October 28, 2013

SEMANGAT KEPEMUDAAN


(Oleh: Rizky Isa Lesmana)
Peringatan sumpah pemuda yang di peringati pada setiap tanggal 28 oktober,adalah sebuah momentum peringatan dimana kaula muda Indonesia pernah menolehkan sejarah  kebangsaan dengan memunculkan sebuah kesadaran, sebuah fenomena sakral  yang diikrarkan oleh pemuda-pemuda dari setiap suku dan agama, langkah suci yang mampu membangun sebuah bangsa baru, membangun peradaban baru, langkah yang mampu mengusir penjajah, dan mampu mengembalikan status bangsa ini. Sumpah Pemuda, sebuah  gagasan cemerlang persatuan.
Terbentuknya Budi Utomo dalam kesejarahan kepemudaan di Indonesia adalah romantisme kepemudaan dimana mereka membangun kontruksi perjuangan baru Indonesia yang melahirkan sumpah pemuda dengan esensi pemersatu bangsa untuk menggusir penjajah. Terbukti kehadiran sumpah pemuda bisa menghantarkan Indonesia pada kemerdekaan dengan semangat nasionalisme. Yang sebelumnya perlawanan terhadap penjajah bersifat kedaerahan yang tidak berhasil mengusir para penjajah dari bumi pertiwi.

Monday, May 27, 2013

SANG EDUCATOR



SANG EDUCATOR
Pendidikan senan tiasa membawa kita pada jalan terang, merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu. Merobah dari yang tidak bisa menjadi bisa. Proses ini semua yang dinamakan proses pendidikan. Proses dimana semua belajar menjadi individu yang berkarakter, dengan berkesinambungan yang menghasislkan individu-individu yang membawa perubahan kearah yang lebih baik.
Dalam pendidikan pada hakekatnya menjadikan manusia yang memiliki karakteristik, maka dalam mencapai semua ini di perlukan metodelogi penyampaian materi berdasarkan pendekatan-pendekatan teoritis, yang dibimbing oleh seorang tenaga edukator, guna memandu para mahasiswa dan melatihnya untuk sampai pada suatu kesimpulan dalam keilmuan.

LANTAS APA BEDANYA KERBAU DENGAN MAHASISWA?



LANTAS APA BEDANYA KERBAU DENGAN MAHASISWA?
Mahasiswa yang mengatas namakan dirinya sebagai generasi penerus bangsa, nama ini memang cukup ideal untuk suatu kalangan yang menghabiskan masa mudanyan di dunia akademis, agar mendapatkan ilmu sebagai bekal untuk meneruskan masa depan bangsa ini. Idealnya seperti itu, namun bagi saya mengatasnamakan generasi penerus bangsa tidak semudah menyebutkanya, dan dalam raalitanya pendidikan dikampus tidak lepas dari anomali pendidikan, terutama dalam pembangunan karakter, sehingga menyebabkan mahasiswa kehilangan roh emansipatoris sebagai generasi penerus bangsa.
Mungkin kalau kita resapi bersama apa yang dicita-citakan Tanmalaka dalam pendidikan sudah jauh dari kata ketercapaian, sebagi mana ia tuliskan “tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan”. Mari kita renungkan bersama sudahkah kita merasakan ketercapaian dari tujuan pendidikan di kampus ini? Saya tidak akan memberikan jawaban silahkan teman-teman rasakan sendiri.

Saturday, March 9, 2013

ironi pendidkan kampus kita tercinta


IRONI PENDIDIKAN KAMPUS KITA TERCINTA
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada (UUD 17 Agustus 45).
Alinea empat UUD 1945 memaparkan tujuan dari pada terbentuknya negara indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesian, dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum , mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia  yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Maka patut kita renungkan kembali sebagai mahasiswa,  apa yang menjadi tujuan dari pada negara ini?