OPSPEK” REKAYASA PISIKOLOGI”
Mahasiswa
dilihat dari aspek sosio pisikologis adalah sosok manusia yang masih dalam
tarap perkembangan dan pencarian bentuk. Secara psikis mahasiswa banyak bergelut
dalam pencarian jatidirinya. Atas dasar inilah mahasiswa akan melakukan banyak
hal, yang didasari berbagai latar belakang, ekonomi, pengetahuan dan corak pendidikan
serta pengalaman hidup yang telah di jalaninya.
Kontek
pembentukan kepribadian memerlukan suatu
rekayasa pisikologis (psychological
engeneering) untuk membentuk mahasiswa yang ideal. Pembentukan ini dapat diterapkan
pada saat pertama kali mahasiswa baru (MABA) melakukan interaksi dalam lingkup
kemahasiswaan. OPSPEK (Orientasi Program Studi dan Pengenalan kampus ) atau
akronim sejenisnya merupakan titik awal untuk rekayasa pisikologi MABA di
lingkungan kampus. Bila sebagai senior kita menggiginkan terbentuknya calon mahasiswa
yang idealis, maka penanganan opspek sangatlah berpengaruh dalam menciptakan
kader maba yang militant. Pelaksanaan opspek bukan haya sebatas seremonil belaka
penyambutan mahasiswa baru. Di mana MABA mengalami perubahan lingkungan, cara belajar, teman, dan
ruang akademis dari yang berbeda, untuk itu perlu adaya gerbang pembentukan MABA
yang “militant” sebelum memasuki perkuliahan yang sangat berbeda pada waktu di
SMA. Opspek lah yang dipadang epektif
untuk menghandel permasalahan pada awal maba mengenal serta beradaptasi dengan kampusnya sebagai
dunia barunya
1. Esensi Opspek
Opspek
sudah merupakan tradisi mahasiswa lama dalam meyambut keadatangan
yuniornya, muatan-muatan dalam opspek
merupakan model-model yang diformat sebagai ajang sosialisasi dunia kampus
dengan tradisi ilmiah yang diembanya kepada MABA dengan berbagai bentuknya. Opspek juga menjadi
prasyarat yang harus di lewati oleh mahasiswa baru sebelum mereka memasuki ruang
perkuliahan. Opspek dinilai penting karena mengandung banyak esensial sebagai
bekal awal melakukan hidup baru, pola pergaulan baru, pola pikir baru, dan
sejumlah pola perubahan pisikologis lainya yang sangat berbeda dengan waktu di
bangku sekolah dulu.
Permasalahan opspek selalu menjadi wacana yang sangat menarik untuk diperbincangkan dari
tahun-ketahun, mengingat setiap tahun tantangan dan kondisi individu dari tahun
ke tahun selalu mengalami perubahan yang berbeda dengan tahun sebeumnya. Oleh
karena itu opspek salah satu tahapan dalam menjalani kehidupan bermahasiswa yang
penuh romantika, haruslah memiliki visi, misi dan muatan akademis dalam
konsep-konsep yang di tawarkan nantinya.
Seperti apa yang telah kita uraikan di atas
bahwasanya ospek itu sangat lah kental dengan muatan rekayasa pisikologi
mahasiswa baru. Secara sederhana rekayasa pisikologis yang di maksud adalah
bagai mana caranya agar mahasiswa baru
dapat diterima dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Menurut teori
pisikologi penerimaan lingkungan yang baik akan menyebabkan individu yang baru
masuk dalam kelompok/lingkungan tersebut menjadi optimal dalam beraktifitas di
dalamnya (teori Bendura). Kelompok disini di maksud adalah mahasiswa lama yang
secara setruktural menjadi pelaksana opspek dengan demikian diharapkan mahasiswa
lama mampu memberi rangsangan (setimulus) yang baik kepada MABA dan memberikan
peluang dalam mengaktulisasikan dirinya pada lingkungan dan situasi yang sama
sekali baru baginya.
Dalam teknisnya opspek selalu
bermuatan tekanan-tekanan fisik yang terkontrol, dalam bentuk dan adegan
marah-marah yang sudah disecenariokan kesemuanya ini dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman sebuah drama penindasan atau penganiayaan dan semacamnya.
Agar kelak ketika mahasiswa senantiasa menjadi aktivis atau pejabat
memperhatikan dan peka terhadap penindasan dan kesewenang-wenangan yang
dilakukan oleh siapa sajah kepada rakyat kecil yang tidak berdaya, dan sebagai
pembentukan mental dengan berdramatika melawan penguasa yang otoriter dengan
berbagai tugas yang begitu banyak kepada
maba, yang mungkin telah melampauwi batas toreransi kemampuan seorang MABA,
Pada kondisi ini MABA dipancing untuk memberontak kepada KOMDIS( komoisi
disiplin) yang diibaratkan sebagai penguasa otoriter.
Disamping itu, opspek di isi bentuk-bentuk
permainan yang mengarah pada penciptaan dinamika kelompok dengan sasaran agar
anggota mahasiswa baru dapat saling mengenal dan berbaur. Kebersaaman antara
mahasiswa baru, diharapkan setelah lepas dari opspek mereka dapat saling
berinteraksi tanpa menonjolkan perbedaan setatus sosial masing-masing individu.
Sebagai pelengkap opspek juga memberikan pengetahuan pada perangkat yang ada di
perguruan tinggi seperti halnya memberikan pandangan terhadap lembaga
kemahasiswaan dan setrategi menjalankan studi menjalani perkuliahan
perkuliahan.
Pada keseluruhan proses opspek pada dasarnya bermuara kepada terbantuknya kader-kader mahasiswa yang ‘militant’ yang memiliki komitmen kerakyatan tinggi. Disamping kemampuan akademis yang prima dengan pemanfaatan lembaga kemahasiswaan sebagai jalur formal dalam menyalurkan aspirasi, minat maupun bakat yang dimiliki.
Pada keseluruhan proses opspek pada dasarnya bermuara kepada terbantuknya kader-kader mahasiswa yang ‘militant’ yang memiliki komitmen kerakyatan tinggi. Disamping kemampuan akademis yang prima dengan pemanfaatan lembaga kemahasiswaan sebagai jalur formal dalam menyalurkan aspirasi, minat maupun bakat yang dimiliki.
2. Kesalahan Opspek
Kesalahan pada
acara opspek sering kita jumpai, antara lain opspek sering jadi arena
perpeloncoan, penyiksaan yang berlebihan, pemerasan, bahkan pemaksaan–pemaksaan
tertentu oleh panitia opspek , atau ada yang menjadikan usaha balas dendam
mahasiswa lama atas perilaku yang mereka dapatkan sebelumnya dimasa mereka
menjadi MABA.
Realita yang demikian mungkin
ada dan dilakukan oleh sebagian oknum panitia opspek dan sudah menjadi kibiasaan
yang mungkin sudah umum di lakukan oleh para penyelenggara opspek sehingga
tujian yang ingin dicapai bersama yakni rekayasa psikologis Mahasiswa baru yang
sulit terlearisir akibat dari konsep ospek yang tidak di mengerti oleh panitia opspek.
3.
Mahasiswa,
globalisasi, dan opspek sebagai batu tapal pertama kehidupan bermahasiswa.
Kemajuan
zaman yang tak bisa lagi kita hindari menimbulkan probematika diberagai dimensi,
baik ekonomi, sosial, budaya. Persaingan pun kini dirasakan lebih berat oleh
rakyat Indonesia yang dulu bersaing sesama bangsa Indonesia kini harus mau tak
mau bersaing dengan orang dari negara lain, asimilasi dan masuknya budaya asing
telah merubah tatanan kepribadian rakyat Indonesia, dengan majunya teknologi
dan informasi yang mempermudah masuknya budaya barat ke Idonesia. Yang memang
sangat bertolak belakang dengan budaya Indonesia yang menganut budaya ketimur.
Lantas dimanakah peran mahasiswa mengatasi perubahan jaman yang begitu pesat
ini?
Sangat
jelas mahasiswa memiliki peran dan andil yang setrategis dalam menjebatani
kepentinan masyarakat Indonesia yang sebagian besar dalam masa transisi dari
masyarakat agraris ke indrustrial. Pada posisi ini masyarakat sangatlah rentan
terpengaruh dengan budaya barat sebagai kiblat modernisasi, perubahan sosial
pada tingkat makro pun sudah semakin jauh bergeser menuju penyatuan selera
dunia dalam freamwork yang di sebut
globalisasi. Gejala makro yang terjadi dalam system sosial poitik adalah proses
indrustrialisasi diberbagai sector pembangunan , begitu pula dengan globalisasi
di bidang informasi dan komunikasi melalui Open
Sky policy (kebijakan angkasa bebas).
Mahasiswa
selaku pemengang tongkat estafet bangsa seyogyanya tangkap kepada problematika
bangsa. Response mahasiswa Indonesia merupakan wujud partisipasi aktif dalam
bermasyarakat dan bernegara. Selain itu mahasiswa sebagai mediator dan
katasilator aspirasi raktyat harus tetap menjadi komitmen moral disamping harus
bisa mempersiapkan peran antisipasi era kebangkitan negara dagang. Sebagai mana
yang di ramalkan Richard Resecrance,
termasuk Indonesi dimana gejala privatisasi BUMN terjadi. Antisipasi ini
bertujuan untuk bisa berperan aktif
sebagai pemain dalam mainstream
global market.
Untuk
membentuk mahasiswa yang bisa menghandel
semua ini diperlukan ajang pendidikan yang luar biasa,ospek sebagai tahap awal
bermahasiswa seharusnya juga merupakan sosialisasi awal mengenai fenomena actual-obyektif
kehidupan kemasyarakatan dan bernegara . Agar nantinya (MABA) dapat
menggantisipasi tanda-tanda zaman yang terjadi. Perencanaan opspek juga dituntut
kejeliannya dalam menggantisipasi peranan
yang akan di emban mahasiswa baru dimasa datang, karena kepada merekalah
paradigma sosial baru akan muncul dalam konstilasi pergerakan mahasiswa
indonesia.
KITA TUNGGU KEPADA MAHASISWA BARU INDONESIA.
0 komentar:
Post a Comment