Monday, October 28, 2013

SEMANGAT KEPEMUDAAN


(Oleh: Rizky Isa Lesmana)
Peringatan sumpah pemuda yang di peringati pada setiap tanggal 28 oktober,adalah sebuah momentum peringatan dimana kaula muda Indonesia pernah menolehkan sejarah  kebangsaan dengan memunculkan sebuah kesadaran, sebuah fenomena sakral  yang diikrarkan oleh pemuda-pemuda dari setiap suku dan agama, langkah suci yang mampu membangun sebuah bangsa baru, membangun peradaban baru, langkah yang mampu mengusir penjajah, dan mampu mengembalikan status bangsa ini. Sumpah Pemuda, sebuah  gagasan cemerlang persatuan.
Terbentuknya Budi Utomo dalam kesejarahan kepemudaan di Indonesia adalah romantisme kepemudaan dimana mereka membangun kontruksi perjuangan baru Indonesia yang melahirkan sumpah pemuda dengan esensi pemersatu bangsa untuk menggusir penjajah. Terbukti kehadiran sumpah pemuda bisa menghantarkan Indonesia pada kemerdekaan dengan semangat nasionalisme. Yang sebelumnya perlawanan terhadap penjajah bersifat kedaerahan yang tidak berhasil mengusir para penjajah dari bumi pertiwi.

Romantisme perlawanan yang dipelopori oleh para pemuda indonesia tidak berhenti begitu sajah. heroisme perlawanan  terhadap Jepang dan sekutu tahun 1945-an dan masa revolusi 1966 semuanya dipelopori oleh pemuda, dan yang masih lekang dari ingatan kita  gejolak perlawanan dan aksi pemuda dalam mengawal dan mengoreksi segala kebijakan orde baru pun telah teruji pada Mei 1998.
Kini peringatan sumpah pemuda haya diperingati oleh segelintir orang sajah dan hanya menjadi tontonan, aksi-aksi yang dilakukan dalam memperingati sumpah pemuda telah bertransformasi menjadi rutinitas tahunan belaka, rasanya seperti kurang “garam” jika para pemuda tidak memperingati sumpah  pemuda. Padahal yang dibutuhkan oleh bangsa kita bukanlah aksi-aksi sehari sajah, akan tetapi pengembalian ruh-ruh kepemudaan yang dulu sebagai sentral pemersatu bagsa, kini rasanya sudah langka di temukan.
Term pemuda tidak hanya melekat pada usia tertentu, melainkan jauh dari itu, sebagai jiwa yang melahirkan perubahan dan sebagai ‘harapan’ bangsa disisi yang lain. Sejatinya, pemuda indonesia merupakan komponen bangsa yang hadir sebagai ikon perubahan. Karena pemuda sangat lekat degan sebuah idealisme murni dimana idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Idealisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang, dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide ataupun cara berpikir. oleh karenanya semangat kepemudaan yang menggelora haruslah disandangkan dengan ideologi yang jelas. Lantas apa yang terjadi saat ini pada pemuda?
Sendi-sendi kepemudaan sekarang telah di jejali oleh sikap rasisme dan arogansi-arogansi kelompok yang tak jelas. Maka tidak heran jika tawuran antar mahasiswa ataupun siswa. Terjadi dimana mana baik di ibu kota ataupun di daerah,
Jika dulu oraganisasi kepemudaan beridiologi kebangsaan ataupun beridielogi keagamaan, maka hari ini keorganisasian pemuda berorientasi pada ke gemaran dan kesamaan hobi misalnya kelompok twiteer, facebook, kelompok bersepeda, dan kelompok-kelompok lainya yang berlatar belakang rasisme bahkan ekonomi, sungguh ironi dari pemuda saat ini. Seakan-akan kelompok kepemudaan mengotak-ngotakan pemuda. Keorganisasian yang seperti ini akan cenderung haya mempertahankan eksistensi mereka sajah.
Bangsa indonesia sangat meridukan kegandrungan pemuda-pemuda yang mampu menjadi episenrum perubahan sebagai mana yang di katakan oleh  sejarawan Taupik Abdulah “Pemuda atau generasi muda, adalah konsep-konsep yang sering diberati oleh nilai-nilai. Hal ini disebabkan karena keduanya bukanlah semata-mata istilah ilmiah tetapi sering lebih merupakan pengertian ideologis dan kulturil. pemuda harapan bangsa, pemuda pemilik masa depan, atau pemuda harus dibina dan lain sebagainya, memperlihatkan betapa saratnya nilai yang begitu melekat pada kata pemuda tersebut” (Taufik Abdulah: 1974). Dari apa yang di katakan oleh taupik abdulah memberi pemahaman bahwa pemuda sangat syarat dengan perubahan-perubahan.
1.      ORGANISASI DI LINGKUNGAN AKADEMIS
Organisasi kepemudaan saat ini seperti  telah penulis singgung sedikit di atas, yang terbentuk atas dasar kesamaan hobi tanpa ada dasar ideologi dan nilia-nilai kebangsaan, hal ini sangat memperhatinkan mengingat kondisi indonesia pada saat ini.
Memang tidak ada salahnya dengan organisasi seperti itu, karena pada dasarnya organisasi adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama dan bekumpul untuk mencapai tujuanya. Namun sangatlah kontratradiktip organisasi kepemudaan pada masa sekarang dan pada zaman dulu. Dulu pemuda Indonesia menjadi episentrum perubahan, sekarang pemuda ndonesia menjadi kaum yang tidak berdaya di telan oleh keadaan zaman yang menuntut mereka menjadi pemuda-pemuda yang berdiam diri dan menjadi pemuda-pemuda yang konsumtip, ironi bukan?
Lalu kepada siapa bangsa indonesia berharap? kalau pemuda yang di nobatkan sebagai penerus bangsa, keadaanya seperti ini?
Pemuda-pemuda yang berada dilingkungan akademise adalah jawabanya. Karena pemuda yang berada di lingkungan akademisi diharapkan memiliki idealisme yang jelas serta memiliki keilmuan yang sesuai dengan bidangnya, untuk mentransformasi semua keahlian dan semangatnya maka perlulah suatu organisasi sebagai wadah dari peyaluran dari keahlian.
  Organisasi yang notabeni berada di lingkungan perguruan tinggi seperti halnya BEM, HIMA, UKM, adalah organisasi yang berideologi dan selalu bersenandung kerakyatan, yang seharusnya memberikan advokasi dan problem solving kepada bangsa dan negara atas permasalahan permasalah bangsa, dan sebagai sentral dari momentum semangat 28 oktober 1928. Kita terus berjuang demi terwujudnya indonesia yang adil dan makmuar.

Besar harapan saya kepada generasi muda kampus untuk ikut andil dalam setiap perubahaban-perubahan yang serkiranya kita perlukan. Mari kita ciptakan semangat sakral kepemudaan yang telah di goreskan oleh para pewaris kebangsaan. Di poltekse kemenkes jakarta III sebagai mahasiswa-mahasiswa yang milita.

0 komentar:

Post a Comment