Dalam
dunia keperawatan, seorang perawat selalu diidentikan dengan istilah mother insting. Penulis menyakini bahwa
istilah tersebut harus menjadi landasan filosopis yang wajib dimiliki oleh
setiap perawat, mengapa demikian karena mother insting memiliki kelebihan dari
insting-insting yang dimiliki oleh individu lain baik hewan maupun manusia,
Dalam
hal ini memang sangat jelas perbedaanya baik secara fisiologi maupun secara pisikis Kelebihan perempuan daripada laki-laki
secara kodrati adalah terdapat pada kepekaan dan emosi, rasa kepekaan dan kepedulian inilah yang haru
dimiliki pada setiap jiwa perawat, seorang yang telah menentuan pilihan
hidupnya dalam dunia keperawatan semestinya memiliki rasa kepedulian yang jauh
lebih besar daripada individu yang lain, tak peduli dia perawat laki-laki
ataupun perempuan.
Rasa peduli secara kodrati memang sudah dimiliki oleh setiap orang,
namun seiring bertambahnya umur dan makin besarnya keinginan dan rasa ego
kadang-kadang dapat mengalahkan semua rasa kepedulian itu. Dengan memiliki rasa
kepedulian yang besar maka rasa kepekaan terhadap pasien pun akan bertambah,
karena memang salah satu tugas dari keperawatan adalah membantu memenuhi
kebutuhan dasar pasien, yang memerlukan rasa kepekaan dan kepedulian yang besar,
jika rasa peduli untuk membantu pun sudah tidak ada maka bisa dipastikan tugas
keperawatan tidak akan tercapai.
Lantas bagaimana cara
menjaga konsistensi dan mendrongkrak rasa
kepedulian seorang perawat? Untuk menjadikan seseorang menjadi propesi perawat tidak
begitu sajah, ada landasan ilmunya, untuk itu mereka harus lulus dulu dari sekolah
keperawatan, tidak ada tempat lain sebagai kawah candra dimuka untuk
peningkatan kualitas IQ maupun EQ yang lebih baik selain di kampus
Mnurut penulis yang
juga masih kuliah di jurusan D3 keperawatan merasa, ada kekurangan dalam bidang peningkatan
kualitas EQ, secara jeneral pendidikan keperawatan hanya menyajikan peningkatan
kualitas IQ dan peningkatan keterampilan, seharusnya peningkatan keterampilan seorang perawat di barengi oleh
kualitas EQ yang memadai, sehingga tidak
menghasilkan output yang “pincang”.
0 komentar:
Post a Comment